Seiten

Blog-Archiv

Donnerstag, 17. Januar 2013

Bapak Waktu

Rabu, enam belas Januari hampir berlalu. Masih ada waktu kurang dari satu jam lagi. 

Tik tok tik tok tik tok

Waktu berdetik tanpa berhenti, tidak ada istirahat. Waktu punya aturannya sendiri, punya kekuasaannya sendiri. Siapa yang bisa menghentikan waktu? Siapa yang bisa memutar ulang waktu? Dan siapa yang bisa mempercepat jalan waktu? Tidak ada, tidak siapapun, setidaknya orang yang kukenal tidak memiliki kemampuan itu. 

Mungkin hanya Doraemon yang bisa melakukannya dengan bantuan pintu ajaibnya atau Marty McFly dengan mobil penjelajah waktunya. Waktu aku kecil, aku sering berharap memiliki barang-barang tersebut, karena merasa bosan dan tidak puas dengan hidupku saat itu. Sekarang, apakah aku masih membutuhkannya? Karena barang-barang tersebut tidak ada dalam dunia ini, aku tidak mau berkhayal lebih lama lagi. 

Jika waktu adalah manusia, maka waktu pasti bersifat maskulin. 
Karena waktu bebas, tidak berperasaan, waktu berjalan tanpa henti, tidak mengindahkan manusia, yang masih membutuhkan waktu lebih dari 24 jam sehari. Waktu tidak cepat luluh dengan keluhan dan harapan manusia, agar waktu berlalu lebih lambat atau mungkin juga lebih cepat. Waktu berjalan tanpa ragu, tanpa takut dan tanpa menoleh ke belakang, terus maju. Waktu hanya tahu melakukan satu tugas yaitu berdetik. 

Waktu tidak mengerti bahwa manusia mempunyai 86.400 detik atau 1440 menit atau 24 jam dalam sehari. Manusia yang menemukan perhitungan ini semua. Manusia, dengan akal pikirannya yang terbatas, berusaha membatasi waktu yang tidak terbatas. Dia, yang ada, mungkin sejak awal mula Tuhan menciptakan alam semesta, bersifat mandiri, tidak tergantung pada apa pun. Tetapi menusia berusaha memahami waktu dan menciptakan  satuan-satuan waktu: detik, menit, hari, minggu, bulan dan seterusnya, sehingga manusia seakan-akan memiliki pegangan akan sesuatu yang sebenarnya di luar akal pikiran mereka. Seperti Anak Manusia waktu tidak mengetahui, kapan dirinya akan berhenti berdetik. Dia hanya mengerjakan tugasnya dengan setia. 

Ini kupersembahkan sepatah dua patah untukmu:

Hai Bapak Waktu
Pernahkah engkau merasa lelah,
berdetik tiada henti setiap hari? 
Kudengar suaramu tik tok tik tok 

Hai Bapak Waktu
Apa engkau mendengar kami
keluh kesah kami, puji syukur kami? 
Kudengar suaramu tik tok tik tok 

Hai Bapak Waktu
Engkau selalu ada, setiap saat
menemani kami di waktu suka duka
sampai waktu kami di dunia berakhir

Bila akhir hidup kami tiba
Bapak Waktu akan tetap ada
Dia akan tetap hidup, berdetik
Mereka 'kan mendengar tik tok tik tok 

PS: 
Waktu berlalu tanpa kusadari. Hari Rabu sudah berlalu. 
Kamis, tujuh belas Januari telah tiba. Sang waktu menyambut kami semua dengan senyum, semangat hari baru. Seperti biasanya. :)

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen